Tuntut Keadilan, Dodi Kustiadi Sebut Ada ‘Pesanan’ di Balik Pemecatan Dirinya dari Kejati Jabar, Singgung Peran Jaksa ‘A’!

Bandung, – Kisruh internal di tubuh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat (Kejati Jabar) mencuat ke publik setelah Dodi Kustiadi, mantan Jaksa yang kini berstatus Pemberhentian Dengan Hormat (PDH), menyuarakan permohonan audiensi dan pembelaan diri secara terbuka di hadapan awak media.

Dodi merasa dirinya menjadi korban kedzaliman dan fitnah yang direkayasa oleh oknum di Bidang Pengawasan berinisial A, yang diduga merekayasa laporan palsu hingga berujung pada pemecatannya.

Bacaan Lainnya

Dodi Kustiadi, didampingi Kuasa Hukumnya Dinar W. Hediyan, S.H.,M.H , dengan tegas menyatakan bahwa dirinya difitnah dengan tuduhan yang tidak pernah ia lakukan, yakni dugaan pemerasan dan permintaan proyek senilai Rp 120 Juta kepada Kiki Rosani Rifki, Kabid Jalan dan Trotoar DSDABM Kota Bandung.

Tolak Bertemu, Dodi: Ada Apa Agung? Ada Pesanan Kriminalisasi?

Dodi Kustiadi memohon untuk dipertemukan langsung dengan Jaksa Penyidik Bidang Pengawasan, Sdr. Agung dan Asisten Pengawasan (Aswas), untuk mengklarifikasi dan mengkonfrontasi kebenaran laporannya. Namun, Dodi kecewa.

“Saya kecewa permohonan audiensi saya malah jadi ajang curhat, saya diterima Ibu Aswas yang baru yang kebetulan tidak tahu permasalahan sebenarnya,” tutur Dodi saat ditemui di halaman Kejaksaan Tinggi Jabar, Rabu (22/10/2025).

Yang paling disoroti Dodi adalah penolakan Sdr. Agung untuk menemuinya.

“Ada apa Agung tidak mau menemuinya mengklarifikasi kebenarannya? Ada Apa? Apakah Agung dapat pesanan untuk mengkriminalisasi saya?” tantang Dodi kepada wartawan.

Dodi mengungkapkan bahwa Agung sebelumnya memeriksa Kiki Rosani Rifki . Dalam tekanan, Kiki akhirnya mengeluarkan pernyataan di lantai 6 Kejati Jabar bahwa dirinya diperas oleh Dodi.

Pengakuan inilah yang dijadikan acuan tunggal untuk Pemberhentian Dengan Hormat (PDH) Dodi dari ASN Kejaksaan Tinggi Jabar.

Meragukan Proses Penyidikan dan Tanda Tangan Kajati

Dodi meyakini proses penyidikan terhadap dirinya penuh kejanggalan dan rekayasa. Ia mengaku telah menyangkal tuduhan tersebut dan berulang kali meminta agar dirinya dikonfrontir langsung dengan Kiki Rosani Rifki saat proses BAP, namun permintaan itu diabaikan.

“Saya Yakin Ibu Kajati Ibu Katarina tidak melakukan cek ulang saat menanda tangani hasil inspeksi Kasus saya, padahal saat saya di BAP, telah menyangkal tuduhan itu dan minta di konfrontir agar Kiki dihadapkan bersama dalam pemeriksaan,” keluh Dodi.

Lawan Kedzaliman, Demi Pemulihan Nama Baik

Dodi Kustiadi menegaskan bahwa perjuangannya saat ini bukan untuk kembali bekerja di Kejaksaan, melainkan untuk melawan kedzaliman dan membersihkan nama baik dirinya serta keluarga.

“Saya saat ini tidak terima atas keputusan itu bukan artinya saya ingin kembali kerja lagi namun saya mengejar sebuah kebenaran dan melawan kedzaliman, jangan sampai kelak kedepan teman-teman saya yang sedang bekerja mendapat perlakuan sama lagi seperti saya, dan ini saya lakukan untuk memulihkan nama baik saya dan keluarga,” papar Dodi.

Ia meminta Komisi Kejaksaan turun tangan untuk menyelidiki kasusnya. Dodi juga menduga adanya motif lain dibalik kriminalisasi ini, apakah terkait dengan posisinya yang tidak memiliki jabatan, ataukah ada kaitannya dengan perkara pengurusan tanah warisan keluarganya yang dibeli oleh mafia tanah dan pernah dilaporkan ke Polda Jabar.

“Kalau memang saya salah? Buat apa saya lakukan pembelaan diri?” tutup Dodi.

Pos terkait

banner 468x60